JAKARTA - Bulan suci Ramadhan kerap kali menjadi momen yang cukup menantang bagi penderita diabetes. Mereka dituntut untuk beradaptasi dengan pola makan berbeda, namun juga harus mengontrol gula darah, menjalankan pola diet serta menggunakan insulin secara tepat guna meminimalisasi risiko yang dialami selama berpuasa. Situs Judi Online
Federasi Diabetes Internasional (IDF) Atlas 2017 edisi ke-8 mengungkapkan jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai 10,3 juta orang. Angka tersebut diprediksi akan terus mengalami peningkatan hingga menjadi 16,7 juta pada tahun 2045. Fakta ini menunjukkan perlu adanya perhatian khusus bagi penderita diabetes dalam mengelola dan menggunakan insulin guna meminimalisasi risiko yang akan dialami selama berpuasa.
Terkait hal tersebut, Novo Nordisk Indonesia berkolaborasi bersama spesialis endokrinologis ternama melakukan penelitian mendalam menggunakan International Operations Hypoglycemia Assement Tool (IO HAT). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan, kontrol, dan komplikasi diabetes dalam periode retrospektif dan prospektif di antara pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang diobati dengan insulin.
Dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, hasil penelitian ini ditemukan bahwa banyak penderita diabetes di Indonesia yang masih belum memahami risiko yang diakibatkan oleh hipoglikemi selama bulan suci Ramadhan. Hipoglikemi adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal.
Tingkat pengetahuan pasien yang rendah menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran hipoglikemia. Manajemen diabetes yang berhasil adalah untuk mencapai kontrol glikemik yang ditargetkan, sambil meminimalkan risiko pasien hipoglikemia melalui pemantauan yang tepat dan menciptakan pemahaman tentang hipoglikemia. Bandar Poker Online
"Sebagai penyakit tidak menular dengan jumlah penderita relatif tinggi, diabetes merupakan salah satu penyakit yang menyita perhatian banyak orang, termasuk kami pihak pemerintah. Kami saat ini fokus pada pengendalian faktor risiko diabetes melalui upaya promotif dan preventif," ujar Kepala Seksi Gangguan Metabolik Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Sylviana Andinisari, M.Sc.
"Pentingnya deteksi dini sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan resiko penyakit tidak menular termasuk juga diabetes. Kami juga terus mendorong antara kementerian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan, terutama dalam hal ini mendukung upaya pencegahan dan pengendalian diabetes yang terus meningkat," tambahnya.
Ada kebutuhan yang belum terpenuhi untuk pendidikan yang lebih baik termasuk pentingnya pemantauan glukosa darah dan kebutuhan untuk pilihan pengobatan yang lebih baru dengan risiko rendah dari profil hipoglikemik. Di Indonesia, Novo Nordisk berkomitmen untuk mendorong perubahan untuk mengatasi diabetes melalui 4 inisiatif strategis termasuk kemitraan dengan pemerintah, pengembangan kapasitas profesional kesehatan, edukasi pasien, dan kampanye kesadaran diabetes.
"Sebagai komitmen berkelanjutan, kami memiliki tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengelola diabetes selama bulan puasa untuk menghindari komplikasi melalui kampanye Diabetes dan Ramadhan. Mitra kami dalam kolaborasi ini adalah Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Asosiasi Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dan media. Bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin, risiko hipoglikemia 7,5 kali lebih tinggi selama berpuasa. Seperti yang terlihat dalam Studi IO HAT Indonesia baru saja dipublikasikan,” ungkap Dr. Fahad Jameel, Clinical, Medical, Regulatory and Quality (CMRQ) Director, PT Novo Nordisk Indonesia.
Kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran penderita diabetes mengelola penyakit diabetes selama berpuasa. Pasien dengan diabetes harus berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai modifikasi diet dan pengobatan selama Ramadhan.
0 comments:
Post a Comment